ESPANA SEMPRE


Hal Menarik SpanyolJuara Piala Dunia 2010


Spanyol Juara Dunia di Piala Dunia Afrika Selatan.
Senin, 12 Juli 2010 | 09:25 WITA

JOHANNESBURG, - Kesebelasan Spanyol akhirnya menciptakan sejarah bagi negaranya dengan menjadi tim yang berhasil menggondol tropi Piala Dunia 2010 untuk pertama.

Keberhasilan Spanyol menjadi juara dunia merupakan sejarah baru. Apalagi, itu dilakukan di luar Eropa. Tim Matador pertama yang bisa menjadi juara di luar Benua Biru.

Namun, catatan sejarah bukan hanya itu. Ada beragam fakta menarik dari final Piala Dunia 2010. Simak saja beberapa angka menarik yang menggambarkan suasana selama berlangsungnya gelaran Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan:

1 - Spanyol menjadi juara dunia pertama yang mengalami kekalahan pada laga pembuka.

2 - Ini adalah kali kedua partai puncak berakhir dengan skor 0-0 setelah Piala Dunia 1994.

3 - Spanyol menjadi tim ketiga yang mengawinkan gelar juara Eropa dan dunia setelah Jerman Barat (1972, 1978) dan Prancis (1998, 2000)

5 - John Heitinga menjadi pemain kelima yang diusir wasit di partai puncak setelah Dezotti, Monzon, Desailly, dan Zidane.

8 - Jumlah gol yang dicetak Spanyol di Afrika Selatan. Itu menjadi catatan produktivitas terminim untuk sebuah tim juara.

9 - Partai final Piala Dunia 1990 menjadi yang terkeras dengan total 9 kartu kuning plus satu kartu merah. Ini adalah rekor untuk partai puncak Piala Dunia.

13 - Jumlah pemain yang mendapatkan kartu pada laga final merupakan yang tertinggi sejak laga Portugal vs Belanda di Piala Dunia 2006.

23 - Belanda mendapatkan total 23 kartu sepanjang Piala Dunia 2010. Menyamai pencapaian Argentina pada 1990. Saat itu, Tim Tango tercatat sebagai tim dengan kedisiplinan terburuk.

599 - Jumlah umpan yang dilepaskan Xavi Hernandez sepanjang Piala Dunia. Paling tinggi sejak pencatatan dilakukan pada Piala Dunia 1966. (*)

Spanyol Juara Dunia

Piala Dunia

Gelandang Spanyol, Andres Iniesta, mencetak gol ke gawang Belanda, di final Piala Dunia 2010 Afrika Selatan, Minggu (11/7/2010).
Artikel Terkait:
Senin, 12/7/2010 | 03:55 WIB

JOHANNESBURG, — Kesebelasan nasional Spanyol menjadi juara Piala Dunia 2010 Afrika Selatan setelah mengalahkan Belanda 1-0 pada babak final Piala Dunia, Minggu (11/7/2010). Kemenangan Spanyol ditentukan oleh gol Andres Iniesta pada menit ke-116.

Spanyol pantas berlega hati atas hasil itu. Mendominasi pertandingan sejak awal, mereka terus mengalami kesulitan mencetak gol.

Pada menit kelima, Spanyol menciptakan peluang emas melalui Sergio Ramos. Dari tengah kotak penalti, ia menanduk umpan Xavi tepat ke tengah gawang, yang sayangnya berhasil digagalkan Maarten Stekelenburg.

Belanda sempat membalas ancaman itu dengan sebuah tembakan akurat yang dilepaskan Dirk Kuyt dari luar kotak penalti. Namun, tembakan itu begitu lemah sehingga mudah diantisipasi Iker Casillas.

Pada menit ke-11, Ramos kembali membahayakan gawang Belanda. Dari sektor kiri pertahanan Belanda, ia mengirim bola ke tengah gawang. Namun, bola berhasil diblok John Heitinga.

Semenit berselang, David Villa menguasai umpan Xabi Alonso di sisi kiri dalam kotak penalti dan melepaskan tembakan yang juga melenceng dari sasaran.

Tak mau terus tertekan, Belanda mencoba bergerak maju pada menit ke-15. Selain agresif dalam merebut bola, mereka juga lugas dalam melakukan serangan ketika berhasil menguasainya.

Sayang, meski mampu mengurangi dominasi Spanyol, Belanda masih kerap melakukan kesalahan umpan sehingga usaha mereka kerap patah di tengah jalan.

Di tengah kesulitan itu, Belanda mendapat tendangan bebas, menyusul pelanggaran Carles Puyol kepada Arjen Robben. Wesley Sneijder yang dipercaya mengeksekusi hadiah mengirim tendangan langsung ke gawang Casillas. Namun, Casillas berhasil mengamankan bola.

Meski gagal, ancaman itu semakin melambungkan kepercayaan diri Belanda. Mengandalkan permainan sayap, mereka mencoba menembus benteng Spanyol.

Spanyol yang sempat solid dalam melakukan pressing di menit-menit awal agak kerepotan, terutama menghadapi pergerakan Arjen Robben di sisi kiri pertahanan mereka.

Untungnya, koordinasi permainan Belanda kurang kompak. Robben beberapa kali terlihat kesulitan menemukan rekan untuk diumpan. Bola pun kerap hilang akibat jatuh di kaki lawan atau direbut mereka.

Belanda yang tak mau tertekan berusaha melakukan pressing kepada Spanyol. Usaha ini cukup efektif meredakan alur serangan Spanyol yang menggelora di menit-menit awal.

Pertandingan kemudian berlangsung alot dan nyaris tanpa peluang berarti. Aksi perebutan bola pun berlangsung semakin panas dan keras. Pelanggaran demi pelanggaran berujung kartu kuning semakin sering terjadi.

Situasi terus berlangsung tanpa solusi, sampai pada menit ke-37, Belanda mendapat hadiah sepak pojok. Sneijder yang melakukan eksekusi mengirim bola kepada Mark van Bommel, yang meneruskannya kepada Joris Mathijsen di tengah kotak penalti Spanyol.

Sayang, Joris Mathijsen yang berada dalam posisi nyaris tak terkawal gagal menjangkau bola sehingga keluar lapangan.

Spanyol membalas ancaman itu melalui Pedro Rodriguez pada menit ke-38. Namun, tendangannya dari luar kotak penalti juga meleset dari sasaran.

Menjelang akhir babak pertama, Robben melepaskan tendangan keras dari tengah kotak penalti ke sudut kiri bawah gawang Spanyol. Namun, bola berhasil ditepis Casillas. Itu merupakan peluang terakhir di babak pertama.

Pada menit ke-48, Spanyol berhasil membahayakan gawang Belanda. Ancaman bermula dari sepak pojok Xavi ke kotak penalti yang ditanduk Puyol. Bola kemudian bergulir ke dekat Joan Capdevilla.

Namun, Capdevilla yang berdiri nyaris tanpa kawalan gagal menjangkau bola sehingga bola keluar lapangan.

Belanda membalas ancaman itu dengan tembakan jarak jauh Arjen Robben pada menit ke-52. Sayang, tembakannya melenceng dari sasaran.

Setelah itu, tak ada serangan berbahaya sampai pada menit ke-62, Robben berhasil menjangkau umpan terobosan Sneijder, menggiringnya sendirian sampai berhadapan dengan Casillas, sebelum melepaskan tendangan, yang sayangnya mengenai kaki Casillas sehingga bola keluar lapangan.

Spanyol baru bisa membalas ancaman itu pada menit ke-68 melalui David Villa. Memanfaatkan bola yang lepas dari kontrol John Heitinga, ia melepaskan tembakan dari depan mulut gawang, yang sayangnya masih bisa diblok oleh Heitinga.

Belanda belum menciptakan ancaman ketika pada menit ke-77 Sergio Ramos berhasil menanduk bola sepak pojok Xavi dari tengah kotak penalti, tetapi bola meluncur ke atas mistar gawang.

Selanjutnya, Spanyol tampak kembali memainkan penguasaan bola dan perlahan mendominasi permainan Belanda. Namun, Belanda dengan tenang meredamnya dan pada menit ke-82, mereka menyelipkan serangan balik yang dipimpin Robben.

Saat itu, ia sendirian mencoba mengejar umpan Robin van Persie. Setelah berebut bola dengan Puyol, Robben berhasil menguasai bola. Namun, belum sempat melepaskan tembakan, Casillas keburu merangsek mengamankan bola.

Walau gagal, serangan itu memacu kembali semangat Belanda. Kedua kubu pun kembali saling rebut bola dan bertukar serangan. Namun, sampai peluit berbunyi panjang, tak ada gol tercipta dan babak tambahan pun terpaksa dimainkan.

Dua menit babak tambahan berjalan, Spanyol memberikan tekanan yang berujung jatuhnya Fabregas di kotak penalti. Namun, Howard Webb menyatakan tak ada pelanggaran.

Memendam kecewa, Spanyol melanjutkan tekanan mereka sampai pada menit ke-95, Fabregas melepaskan tembakan akurat yang masih bisa diblok Stekelenburg.

Belanda membalas ancaman itu dengan sebuah serangan balik yang dipimpin Arjen Robben. Namun, bek Spanyol berhasil membuang bola keluar lapangan.

Belanda belum menciptakan ancaman baru ketika Spanyol kembali menggebrak melalui Andres Iniesta pada menit ke-99. Ia masuk kotak penalti, tetapi belum sempat melepaskan tembakan, Van Bronckhorst berhasil menyontek bola.

Tak mau kehilangan momen, Spanyol melanjutkan tekanan mereka yang berujung dengan tembakan Jesus Navas, yang melenceng ke sisi kiri gawang Belanda.

Meski gagal, Spanyol tak menurunkan intensitas serangannya. Nyaris tak terancam, mereka menciptakan sejumlah ancaman yang tak membuahkan gol sampai akhir babak tambahan pertama.

Di awal babak tambahan kedua, Belanda kembali dipaksa bertahan. Belum sempat bangkit, mereka terkena bencana kartu kuning kedua John Heitinga akibat melanggar Andres Iniesta pada menit ke-110.

Meski begitu, Belanda masih berusaha memberi perlawanan. Sayang, belum menciptakan ancaman berarti, mereka malah kecolongan gol Iniesta pada menit ke-116. Memanfaatkan umpan terobosan Cesc Fabregas, ia mengirim bola masuk dari tengah kotak penalti ke sudut kanan bawah gawang Stekelenburg.

Meski terpukul, Belanda masih mencoba bangkit. Sayang, usaha mereka gagal membuahkan gol balasan sampai peluit berbunyi panjang.

Selama pertandingan, Spanyol menguasai bola sebanyak 56 persen dan menciptakan enam peluang emas dari 18 percobaan. Adapun Belanda melepaskan lima tembakan akurat dari 13 usaha.

Susunan pemain:
Belanda:
Maarten Stekelenburg; Gregory van der Wiel, John Heitinga, Joris Mathijsen, Giovanni van Bronckhorst (Edson Braafheid 104); Dirk Kuyt (Eljero Elia 70), Mark van Bommel, Wesley Sneijder, Nigel de Jong (Rafael Van der Vaart 98), Arjen Robben; Robin van Persie
Spanyol: Iker Casillas; Sergio Ramos, Gerard Pique, Carles Puyol, Joan Capdevila; Xabi Alonso (Cesc Fabregas), Xavi, Andres Iniesta, Sergio Busquets; Pedro (Jesus Navas 60), David Villa (Fernando Torres 106)

TANTANG SPANYOL


Rabu,7 Juli 2010 | 03:19 WIB
Tekuk Uruguay, Belanda ke Final

CAPE TOWN, - Tim nasional Belanda melaju ke final setelah menang 3-2 atas Uruguay, pada pertandingan semifinal Piala Dunia, Selasa (6/7/2010). Ini merupakan final pertama mereka sejak Piala Dunia 1978.

Kedua kubu bermain agresif dan bertukar serangan sejak menit awal. Namun, buruknya koordinasi serangan dan alur umpan, membuat masing-masing kesulitan menciptakan serangan berbahaya.

Meski begitu, Belanda tampak lebih mampu merepotkan musuh dengan permainan umpan silangnya. Dalam sejumlah kesempatan, Belanda mampu membuat Fernando Muslera pontang-panting.

Pada menit keempat misalnya, Wesley Sneijder melepaskan umpan silang yang ditepis Muslera. Bola kemudian jatuh di kaki Dirk Kuyt, yang langsung menembakkan bola ke gawang. Namun, tembakan Kuyt melenceng dari sasaran.

Pada menit kesepuluh, giliran Arjen Robben yang membahayakan gawang Uruguay. Memanfaatkan umpan silang Kuyt, ia berhasil menjangkau bola dan mengirimnya ke arah gawang. Namun, Muslera berhasil mengantisipasi ancaman itu.

Tiga menit berselang, Sneijder melepaskan tembakan tepat ke tengah gawang Muslera. Namun, bola membentur tubuh rekannya, Robin van Persie.

Di tengah kebuntuan itu, Van Bronckhorst membuat kejutan dengan melepaskan tendangan jarak jauh yang bersarang di sudut kiri atas gawang Muslera pada menit ke-18.

Gol itu melambungkan moral Belanda. Mereka pun mencoba meningkatkan tekanan. Namun, di sisi lain, Uruguay semakin ngotot menyerang. Belanda yang tak mau kehilangan tiket final, mampu bertahan dengan baik dan sesekali menciptakan serangan kejutan.

Pertempuran kedua kubu berlangsung alot dan nyaris tak membuahkan ketegangan berarti, sampai Diego Forlan mencetak gol yang membuat Uruguay mampu menyamakan kedudukan menjadi 1-1, pada menit ke-41. Menguasai bola di luar kotak penalti, ia mengirim bola masuk ke sudut kiri atas gawang Maarten Stekelenburg.

Gol itu memaksa Belanda menambah daya serang. Di sisi lain, Uruguay menolak mundur dan mempertahankan tekanannya. Namun, skor 1-1 tak berubah sampai peluit turun minum berbunyi.

Memasuki babak kedua, Belanda mengambil inisiatif menyerang. Namun, Uruguay berhasil merebutnya dan melancarkan serangan berbahaya pada menit ke-51.

Saat itu, di luar kotak penalti, Stekelenburg keluar sarang menghalau bola Edinson Cavani. Bola kemudian mental ke Alvaro Pereira yang langsung mengirim bola ke gawang yang kosong. Namun, sesaat sebelum bola masuk gawang, Van Bronckhorst menanduknya keluar lapangan.

Selanjutnya, kedua kubu kembali terlibat aksi saling serang, yang meski berbahaya, tetapi tak ada peluang berarti, sampai pada menit ke-67, Forlan melepaskan tembakan ke sudut kanan bawah gawang Belanda, yang sayangnya diblok oleh Stekelenburg.

Belanda bereaksi cepat membalas ancaman itu. Pada menit ke-69, Rafael van der Vaart secara akurat menembakkan bola dari tengah kotak penalti, tetapi Muslera menepisnya.

Bola kemudian jatuh di kaki Robben. Ia mencoba menembakkan bola, tetapi bola melenceng dari sasaran.

Meski gagal, serangan terakhir itu menjadi inspirasi permainan Belanda. Itu terbukti dengan terciptanya gol kedua mereka, yang diciptakan Wesley Sneijder pada menit ke-70. Menguasai umpan Robin van Persie di tengah kotak penalti, ia menyepak bola masuk ke sudut kiri bawah gawang.

Tak mau kehilangan momen, Belanda mempertahankan intensitas serangan mereka. Hasilnya, pada menit ke-72, mereka berhasil unggul 3-1 berkat gol Robben. Dari tengah kotak penalti, ia menanduk umpan Dirk Kuyt masuk ke sudut kanan bawah gawang Muslera.

Gol itu membuat permainan Belanda tampak lebih lugas dan tegas. Meski tak sepenuhnya bebas ancaman, mereka mengendalikan permainan dan menciptakan serangan-serangan berbahaya.

Pada menit ke-87, Belanda melancarkan serangan balik yang nyaris membuahkan gol keempat. Setelah menguasai umpan Van Persie, Robben menggiring bola sendirian masuk kotak penalti dan melepaskan tembakan, yang sayangnya terlalu lemah sehingga bisa diamankan Muslera.

Di tengah dominasi itu, Belanda dikejutkan gol kedua Uruguay yang dicetak Maxi Pereira pada menit ke-90+1. Menguasai bola di luar kotak penalti, ia menembakkan bola masuk ke sudut kanan bawah gawang Belanda.

Gol itu melambungkan moral Uruguay. Meski waktu sempit, mereka terus berusaha mencari gol ketiga. Mereka kemudian memang mampu menyulitkan Belanda, namun gagal menghindari kekalahan 2-3.

Selama pertandingan, Belanda menguasai bola sebanyak 53 persen dan melepaskan tujuh tembakan akurat dari sebelas usaha. Adapun, Uruguay menciptakan enam peluang emas dari 12 percobaan. (*)

Susunan pemain:
Uruguay:
Fernando Muslera; Diego Godin, Mauricio Victorino, Walter Gargano, Maximiliano Pereira, Martin Caceres, Diego Perez, Alvaro Pereira ( Sebastian Abreu 78), Egidio Arevalo, Edinson Cavani, Diego Forlan (Sebastián Fernandez 85)
Belanda: Maarten Stekelenburg; Khalid Boulahrouz, John Heitinga, Joris Mathijsen, Giovanni van Bronckhorst; Dirk Kuyt,Mark van Bommel, Wesley Sneijder, Demy de Zeeuw (Rafael van der Vaart 46), Arjen Robben (Eljero Elia 89); Robin van Persie

DUKUN GURITA



Selasa,6 Juli 2010 | 22:32 WIB
Sang Gurita "Paul" Jagokan Spanyol

BERLIN, — Sejumlah kalangan memprediksi Jerman mampu mengalahkan Spanyol pada semifinal Piala Dunia 2010, Rabu (7/7/2010) dini hari WIB. Namun, seekor gurita bernama Paul mempunyai ramalan bahwa "Matador" yang akan jadi pemenang.

Sama halnya dengan gurita-gurita lain, Paul hanya binatang biasa. Namun, Paul mempunyai kemampuan meramal yang luar biasa.

Cara meramal Paul dengan memberi pilihan makanan yang sama dalam dua kotak plastik bertanda bendera tim yang bertanding. Makanan yang dimakan di kotak bertanda tertentu yang lebih dulu dimakan sebagai tim yang akan menang.

Nah, jelang laga Jerman versus Spanyol, Paul memakan makanan yang di kotak yang berbendera Spanyol. Ramalan ini cukup bertolak belakang karena biasanya Paul selalu memilih Jerman.

Sebelumnya, menurut digitaljournal.com, gurita kelahiran Inggris memilih bendera "Der Panzer" saat bertemu Inggris di perdelapan final. Bener saja, Philipp Lahm cs sukses menggilas "Three Lions" 4-1.

Lalu yang paling anyar, gurita yang menjadi penghuni Sea Life di Jerman ini juga pernah meramal pasukan Joachim Loew akan mampu mengalahkan Argentina. Hasilnya, "Panser" berhasil mempermalukan "Tango" 4-0.

Kendati begitu, ramalan Paul tak selalu benar. Pada final Piala Eropa 2008 lalu, Paul meramal Jerman akan mengalahkan Spanyol. Namun, kenyataannya justru Spanyol-lah yang menjadi pemenangnya.