Luca Toni Resmi Gabung Roma

Striker Bayern Muenchen, Luca Toni merayakan gol pada partai Piala Jerman menghadapi Eintracht Frankfurt pada 28 Oktober 2009. AFP PHOTO/THOMAS LOHNES

Luca Toni Resmi Gabung Roma

Liputan6.com, Munich: Benar saja, akhirnya Luca Toni resmi bergabung dengan AS Roma. Kamis, 31 Desember, Bayern Muenchen mengumumkan bahwa Toni akan bermain untuk Roma hingga akhir musim sebagai pemain pinjaman, yang disusul kemudian pernyataan resmi dari Giallorossi.


Toni sangat ingin pulang ke Italia setelah musim ini jarang bermain di Bayern, setelah klub Bundesliga tersebut ditukangi Louis van Gaal (Baca: Toni Tak Sabar Gabung Giallorossi). Terpisah beberapa detil pendukung, kedua klub menyatakan urusan tersebut sudah dirampungkan.


AS Roma dan Bayern Muenchen mengumumkan bahwa keduanya telah mencapai kesepakatan untuk meminjamkan Luca Toni secara gratis dari 2 Januari sampai 30 Juni 2010,” demikian pernyataan resmi dari Roma. “Semuanya komplet setelah Toni menuntaskan pemeriksaan medis dan pembahasan kontrak personal.”


Toni menuntaskan pemeriksaan medis kemarin di sebuah klinik di Kota Roma dan hasilnya positif. Pernyataan resmi dari laman Bayern lebih terperinci. Dalam sebuah pertemuan Toni meminta Dewan Eksekutif Klub bahwa dirinya ingin bermain di Roma hingga akhir musim karena alasan pribadi. Dan permintaan itu dikabulkan.


Toni ingin bermain reguler di Serie A dengan tujuan ambil bagian di Timnas Italia pada Piala Dunia 2010. “Dewan Eksekutif Bayern berterima kasih kepada Toni atas prestasinya yang turut membawa klub menjuarai Bundesliga dan Piala Jerman pada 2008. Bayern berharap Toni bisa sukses di Roma dan mencapai tujuannya tampil di Piala Dunia,” tulis laman resmi Die Rotten.


Toni membalas: “Toni berterima kasih dan berharap Bayern mampu memenangi titel Bundesliga di 2010 dan demikian pula di Liga Champions dan Piala Jerman".

Makam Gus Dur di Atas Kepala Pendiri NU


Jum'at, 01 Januari 2010 , 00:41:00


JOMBANG - Almarhum K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) telah dimakamkan di Maqarabah Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng, Jombang, Kamis (31/12). Pemakaman mantan ketua umum PB NU tiga periode itu dilaksanakan dengan upacara kenegaraan yang dipimpin langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).


Pemakaman keluarga itu berada di dalam kompleks Ponpes Tebuireng. Tepatnya di belakang Wisma Hadji Kalla, gedung yang diresmikan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada Oktober 2007. Makam mantan ketua dewan syura DPP PKB itu berada di sebelah utara makam K.H. Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama dan pendiri Ponpes Tebuireng yang tak lain adalah kakek Gus Dur. Bergandengan dengan makam K.H. Hasyim Asy'ari adalah makam Nyai Nafidoh, istri K.H. Hasyim Asy'ari.


Di tempat tersebut juga dimakamkan ayah Gus Dur, K.H. Wahid Hasyim, menteri agama pertama. Juga ada makam K.H. Yusuf Hasyim, mantan pengasuh Ponpes Tebuireng yang meninggal setahun lalu. Makam Gus Dur juga diteduhi oleh tiga pohon palem yang berdiri di sekitar liang lahat.


"Pertimbangannya tempatnya lapang, jadi biar memudahkan upacara," kata Pengasuh Ponpes Tebuireng Salahuddin Wahid. Selama ini, posisi di sebelah utara makam K.H. Hasyim Asy'ari dihindari.


Ini untuk menghormati pendiri Ponpes Tebuireng tersebut. "Tapi sekaliber Gus Dur yang pernah jadi presiden, tidak apalah," kata Agus Muhammad Zaki, salah seorang pengurus Ponpes Tebuireng.


Sejak kabar meninggalnya Gus Dur tersiar, pelayat mulai berdatangan ke Ponpes di Jalan Hasyim Asy'ari Jombang tersebut. Bahkan sebelum Subuh, masjid Kasipuhan di kompleks Ponpes tersebut sudah dipenuhi massa. Begitu juga pendapa joglo yang ada di sekitar makam. Mereka membaca tahlil dan mendoakan Gus Dur.


Tidak ada pengamanan dari malam hingga pagi hari kemarin. Sehingga para pelayat dengan leluasa hilir mudik di lokasi pemakaman. Barulah pada pukul 08.00, petugas keamanan melakukan pembersihan. Semua pelayat, kecuali keluarga, diminta ke luar Ponpes. Ini agar petugas bisa menyiapkan upacara kenegaraan serta memberi kesempatan kepada Paspampres untuk melakukan penyisiran terhadap kemungkinan bom.


Tidak mudah untuk meminta ribuan pelayat keluar halaman Ponpes. Pasukan Kostrad dan Brimob yang semestinya menjadi petugas upacara dikerahkan untuk meminta pelayat ke luar. "Karena ada presiden semua yang masuk harus melalui pemeriksaan," kata Kepolres Jombang AKBP Tomsi Tohir.


Hanya keluarga dan wartawan akhirnya yang diperbolehkan untuk berada di dalam areal pemakaman. Barulah petugas upacara bisa melaksanakan geladi bersih.


Semakin siang, suasana di luar pagar Ponpes Tebuireng semakin ramai. Ratusan ribu pelayat sudah berada di jalan Hasyin Asy?ari di depan Ponpes Tebuireng. Mereka memaksa masuk ke delam areal pemakaman. Akhirnya Paspampres meminta pihak Ponpes menyeleksi tamu yang akan melayat. Hanya kerabat dan tamu penting yang diperkenankan masuk.


Jenazah Gus Dur yang dibawa dengan mobil VW Caravelle, tiba sekitar pukul 11.30. Untuk memberi kesempatan masyarakat luas melakukan salat jenazah, jasad Gus Dur dibawa dulu ke Masjid Ulul Albab, yang berada 500 meter arah barat Ponpes Tebuireng. Kedatangan jenazah Gus Dur itu disambut dengan tahlil dan takbir dari para pelayat. Bendera Nahdlatul Ulama (NU) dan bendera PKB berkibar di segala penjuru. Begitu juga dengan foto Gus Dur. Para pelayat berusaha menyentuh peti cucu pendiri NU tersebut.


Selesai disalati di Masjid Ulul Albab, barulah pukul 12.15, jenazah dibawa ke Ponpes Tebuireng. Saat jenazah akan masuk Ponpes Tebuireng itulah pengamanan aparat jebol. Begitu pintu gerbang dibuka, untuk memberi ruang bagi kendaraan jenazah Gus Dur, ribuan massa merangsek masuk. Tidak hanya itu, rupanya ribuan massa juga melompati pagar-pagar tembok di sekeliling Ponpes. Aparat keamanan tidak bisa berbuat banyak kecuali pasrah.


Kekisruhan kembali terjadi saat rombongan menteri dan pejabat negara datang dengan bus milik Pemprov Jatim. Massa pun berebut bersamaan dengan dibukanya pintu gerbang.


Satu persatu para pejabat itu masuk ke Ponpes Tebuireng. Mulai dari Mensesneg Sudi Silalahi, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Kesra Agung Laksono, Menkeu Sri Mulyani, Menkum Ham Patrialis Akbar, Menlu Marty Natalegawa, Mendagri Gamawan Fauzi, Menakertrans Muhaimin Iskandar, Menteri Kesehatan Endang Rahayu S, Menteri Negara PDT A. Helmy Faishal Zaini, dan Menteri Agama Suryadharma Ali.


Beberapa tokoh lain juga hadir seperti Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud M.D., Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri, Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso, beserta semua kepala staf TNI. Hadir juga Gubernur Jatim Soekarwo, Wagub Jatim Saifullah Yusuf, Wakil Wali Kota Surabaya Arif Afandi, dan sejumlah bupati. Tidak hanya itu, para tokoh lain juga terlihat seperti Hariman Siregar, Ulil Absar Abdala, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, Mantan Wapres Try Sutrisno, dan Mantan Calon Presiden Prabowo Subianto.


Di bagian lain, para kiai juga hadir, di antaranya K.H. Maimun Zubair, K.H. Abdurrahman Chudlori, K.H. Fawaid As'ad, K.H. Idris Marzuki, K.H. Muchit Muzadi, dan K.H. Hasyim Muzadi.


Begitu masuk Ponpes Tebuireng, jenazah Gus Dur langsung dibawa ke pendapa joglo di dekat lokasi pemakaman. Ny Sinta Nuriyah dan keempat putrinya, Alissa Qotrunnada, Zannuba Ariffah Chafsoh, Anita Hayatunnufus, dan Inayah Wulandari, mengikuti di belakang jenazah. Dari keempat putri Gus Dur, Yenny, panggilan akrab Zannuba Arifah Chafsoh, yang terlihat paling shock. Maklum, Yenny yang paling dekat dengan Gus Dur dan satu-satunya yang mengikuti jejak ayahnya.


Petugas sempat kesulitan untuk menyiapkan upacara. Butuh waktu satu jam lebih bagi petugas untuk menyiapkan pasukan dan mengatur pelayat. Skenario upacara yang terlihat saat geladi bersih rupanya tidak bisa berjalan sempurna. Ini karena pelayat tidak bisa disingkirkan dari lokasi upacara. Karpet merah yang dijadikan tempat upacara justru oleh pelayat dijadikan tempat duduk. Mereka dengan santai duduk di depan pasukan TNI dan Polri yang menjadi petugas upacara.


Beberapa kali, petugas berusaha mengusir pelayat dari lokasi upacara tapi tidak berhasil. Akhirnya upacara dilanjutkan. SBY yang datang bersama Ani Yudhoyono menjadi inspektur upacara.


Sebelum dimasukkan ke liang lahat, jenazah Gus Dur diperiksa terlebih dahulu oleh K.H. Maimun Zubair. Barulah secara perlahan-lahan tubuh Gus Dur diangkat dari peti jenazah dan dimasukkan ke liang lahat. Tangis ratusan ribu pelayat pun pecah bersamaan alunan tahlil.


Usai pemakaman presiden dan para menteri langsung meninggalkan Ponpes Tebuireng. Setelah itu pintu gerbang Ponpes dibuka untuk umum. Saat itulah ratusan ribu orang berebut masuk mendekati makam. Mereka mengambil bunga dan berdoa di dekat makam Gus Dur.